1.
Perkembangan
Pelayanan Kebidanan di Luar Negeri
a. Sebelum abad 20 (1700-1900)
William Smellie dari
Scotlandia (1677-1673) mengembangkan forceps dengan kurva pelvic seperti kurva shepalik.
Dia memperkenalkan cara pengukuran konjungata diagonalis dalam pelvimetri.
Menggambarkan metodenya tentang persalinan lahirnya kepala pada presentasi
bokong dan pegangan resusitasi bayi aspiksi dengan pemompang paru-paru melalui
sebuah metal kateler. Ignoz Philip semmelweis, seorang dokter dari Hungaria
(1818-1865) pengenalan Semmelweis tentang cuci tangan yang bersih mengacu pada
pengendali sepsis puerperium. James Young simpson dair Edenburgh, Scotlandia
(1811-1870) memperkenalkan menggunakan arestesi umum, tahun 1870, Ergot sejenis
cendawan yang tumbuh pada sejenis gandum hitam, diketahui efektif dalam
mengatasi pendarahan postpartum. Hal ini merupakan permulaan pengguguran. Tahun
1824 Jamess Blundell dari
Inggris yang menjadi orang pertama yang
berhasil menangani perdarahan postpartum dengan menggunakan transfuse darah.
Jean Lubumean dari Prancis (orang
kepercayaan Rene Laenec, penemu Stetoskop pada tahun 1819) pertama kali
mendengar bunyi jantung janin dengan stetoskop pada tahun 1819. Jhon Carles
Weaven dari Inggris (1811-1859), pada tahun1843, pertama yang melakukan
testurine pada wanita hamil untuk pemeriksaan dan menghubungkan kehadirannya
dengan eklamsia. Adolf Pinard dari Prancis (1844-1934) pada tahun 11878,
mengumumkan kerjanya pada palpisi abdominal Carl Crede dari Jerman (1819-1892).
Menggambarkan metodenya stimulasi urine yang lembut dari lentur untuk
mengeluarkan placenta. Juduiq Bald dokter obsetetri dari jerman (1842-1992),
pada tahun 1875, menggambarkan lingkaran retraksi yang pasti muncul pada
pertemuan segment atas rahim dan segmen bawah rahim dalam persalinan
macet/sulit. Dauce dari Bordeauz. Pada tahun 1857, memperkenalkan pengguran
incubator dalam perawatan bayi premature.
b. Abad 20
Postnatal care sejak
munculnya ospitalisasi untuk persalinan telah berubah dari perpanjangan masa
rawatan sampai 10 hari, ke trend “Modern”
ambulasi diri. Yang pada kenyataannya, suatu pengembalian pada “caqra
yang lebih alami”. Selama beberapa tahun, pemisahan ibu dan bayi merupakan
praktek yang dapat diterima dibanyak ruma sakit, dan alat menyusui bayi buatan
menjadi dapat diterima, dan bahkan oleh norma! Bagamanapun alami sekali lagi
“membuktikan dirinya”rooing-in” dipraktekan dan menyusui dipromosikan disemua
rumah sakit yang sudah mendapat penerangn. Perkembangn teknoloogi yang cepat
telah monitoring anthepartum dan intrapartum yang tepat menjadi
mungkin dengan pengguran ultrasonografi dan cardiotocografi,
dan telah merubah prognosisbagi bayi premature secara dramatis ketika dirawat
di neonatal intersive secara urits, hal ini juga memungkinkan perkembangan yang
menakjubkan.
1. Pelayanan dan Pendidikan di
Beberapa Negara
Pelayanan Bidan di Afrika Selatan
Perusakan Hindia
Belanda timur yang membentuk tempat makanan dan minuman di semenanjung. Mempunyai
prakiraan-prakiraan yang menykir praktek para bidan yang dapat diterapkan di
semenanjung tersebut. Tapi mereka tidak menunjukkan bidan pemerintah atau bidan
yang sudah diangkat sumpah selama beberapa tahun peraturan-peraturan tersebut
menerapkan bahwa para bidan harus diuji dan diberi lisensi/izin dan mereka
harus memanggil pertolongan medis bila ada indikasi. Saat penempatan diperluas,
wanita didesa khususnya harus ditolong oleh wanita yang lebih tua belum dliat
dari masyarakat. Bidan pemerintah memperoleh penghargaan yang tinggi salah satu
dari mereka. Alkta Kaister, ditunjuk padda tahun 1687 sebagai kepala
keperawatan dirumah sakit persahaan, dan menjadi bidan pertama yang
melaksanakan tugas-tugas perawatan umum sebagaimana tugas-tugas kebidanan.
Pelayanan kebidanan pertama diberikan sekaligus oleh pegawai pemerintah dan
bidan swasta di lebih banyak wilayah
berkembang, sementara masyarakat pedesaan dilayani oleh wanita penuh baya yang
belum terlatih dengan penglaman kebidanan “outansi” yang seringkali
melaksanakan perawatan umum dan bahkan pelayanan untuk hewan pelihraan untuk
hewan peliharaan juga dalam beberapa hal/keadaan. Situasi itu masih berlaku.
Terlihat dimana terdapat sedikit perkembangan dalam pelayanan dan pelatihan
kebidanan sampai awal abad 19 dibawah pemerintahan Batavia yang mengambil alih
semenanjung dari perusahaan Hindia-Belanda timur yang bubar, seorang dokter
bedah bernama Dr. Leishing mereka mendasikan dimana telah didirikan sebuah
sekolah kebidanan ini untuk menggnikan sistem magang perusahaan dan terjadi
sebelum pendudukan British kedua di semenanjung tersebut. Komite Medis
tertinggi meninjau kembali lisensi dokter, bidan dan apoteker dan menemukan
bahwa enam bidan yang sudah mempunyai lisensi tidak memenuhi criteria mereka. Ide
pendirian sekolah kebidanan baru terlaksana pada tahun 1808, saat seiring
dokter bedah dari pemerintah Batavia terdahulu. Dr. Johan Hunrich Frederich
carel Leopold wehr, mengajukan permohonan gebernur semenanjung untuk mendirikan
sekolah seperti itu. Dr Wehr sangat tertarik pada kebidanan, dan dia
mengungkapkan perhatian besar pada kurangnya bidan yang berkualitas bagi cape
town dan daerah-daerahnya dan standar asuhan kebidanan yang jelek di berikan
oleh orang-orang yang tidak mempunyai lisensi/izin. Dia ditunjuk sebagai
accoucher colonial dengan wewenang untuk melatih sejumlah besar bidan untuk
melayani masyarakat. Dia akan membantu para bidan yang bekerja diantara orang
miskin, tanpa bayarannya, tapi dia meminta gaji yang sesuai untuk mengimbangi
pelayanannya disana. Gubernur Earl of Caledon menyetujui pendirian sekolah
tersebut pada tanggal 1 november 1810, dan Dr Wehr ditunjuk sebagai instruksi
colonial kebidanan. Dengan demikian lahirlah sekolah
professional pertama dari jurusannya di afrika selatan dan pelatihan para bidan
dimulai pada tahun 1811. Tujuh kandidat
yang menyelesaikan peklatihan tersebut dan terkualifikasi pada tahun 1813
merupakan profisional pertama yang terlatih dan terkualifikasi di Afrika Selatan.
Kode Etik yang diikrarkan dipegang teguh saat mereka melakukan “Sumpah Jabatan”
yang mencangkup banyak elemen yang tewujud dalam kode etik/sikap saat ini. Kode
ini meliputi persyaratan untuk perilaku pribadi/perorangan, hubungan dengan
bidan yang lain dengan dokter dan utusan agama, rahasia profesi, dan meminta
bantuan medis jika diperlukan. Perkembangan-perkembangan pada tahun20. Usia
yang diizinkan masuk sebelum ada peraturan-peraturan dewan medis Afrika
Selatan, tidak ada penentuan batas usiia. Beberapa sekolah menetapkan bahwa
para siswa harus berusia 24-50 tahun, sekolah yang lain menetapkan 21-45 tahun.
Semua sekolah mewajibkan orang yang sudah dewasa. Kebidanan bulan merupakan
profesi yang diinginkan bagi gadis-gadis yang belum menikah. Kemudian siswa
perawat dan siswa bidan tidak diizinkan untuk menikah dan siapapun yang belum
memutuskan untuk menikah harus berhenti dari pelatihan. Peraturan-peraturan
tersebut dipelonggar dan wanita yang sudah menikah diizinkan untuk melanjutkan
pelatihan.